Waktu

Seharusnya kau tahu,  waktu

Aku belum siap jika kau terus berlalu dariku

Seharusnya kau bisa menunggu

Jangan terus melaju

Meninggalkan diriku yang masih sibuk dengan mimpi-mimpi

Katakan pada matahari

Terlalu dini ia datang pagi ini

Katakan pada bumi

Terlalu cepat ia berputar-putar sendiri

Seharusnya kau tahu, waktu

Aku belum siap jika kau terus berlalu dariku

Seharusnya kau bisa menunggu

Sampai aku terbangun dan menciptakan

Segala mimpi-mimpiku

Jalan Panjang

Jalan panjang ini

Telah aku telusuri dengan senang hati

Ada anyak mimpi yang mewarnai

Yang belum tercipta pada kenyaan ini

Jalan panjang ini

Berliku-liku

Terkadang berlubang

Juga terus memanjang

Senandung Cinta

Kidung puji pujian,

terucap tulus dari dalam hati

sealunan tasbih iringi nyanyian jiwa yang sendu meratap

sholawat terngiang lirih tak terucap

menjadi genangan duka yang tak menetes

Duh...

gaduh benar batinku ini

dan, benakkupun menjadi belantara pikirian dan pikiran

dan hatiku...

terus saja berpuisi tentang kedalamanperasaan

Duka

Dihempas hening yang panjang

didera duka yang dalam

tanpa tangis...

terasa pahit... menyakitkan

Bahasa Hati

Katakana apa yang ingin kau katakan

Biar aku tahu isi hatimu

Bisikkan apa yang tak mampu kau teriakan

Agar aku mendengar, agar aku mengerti

Bicaralah

Aku ada untuk mendengar keluhanmu

Tahu isi hatimu tentangku

 

Kucoba untuk pahami

Meski tak aku mengerti

Yang tak pernah aku pahami

Padang Kerinduan

Esok, aku akan pergi

Menuju keterasingan

Menjalani kehidupan ke seberang

Aku kan pergi tinggalkan muara

Beradu dengan sekawanan tantangan

Melawan para pasukan kesunyian

 

Aku pergi…

Dengan beban berat ditangan

Meninggalkan limpahan cinta yang ada

Bersama ilmu setitik air

Menjadi pedang pembantai kemunafikan

Selamat Tinggal Sahabat

Engkau sahabat

Pesan manismu akan terus aku kenang

Di dalam jiwa dan hatiku ini

Akan aku kenang

Semua yang pernah kita lewatkan

Dimana selalu ada tawa diantara kita

Ah…

Banyak hal yang kita lakukan

Dan tak akan aku lupakan

Dimana,

Kita habiskan hari-hari

Dengan canda tawa

Kembali Dalam Pangkuan

Matahari menanggalkan embun dari dedaunan

Sorak ramai burung-burung menambah gaduh

Segerombolan anak-anak berseragam

Berbaris ditengah lapang rerumputan hijau

Dari kejauhan sana

Seorang anak bergegas cepat

Menghampiri bocah diantara mereka

Noda Si Kumtum Bunga

Si kuntum bunga mekar sudah

Tunjukkan kelopaknya yang indah

Ia bernyanyi, berpuisi

Menari-nari dibawah awan pagi

Si kuntum bunga terpesona

Keindahan dunia yang ditatapnya

Tenggelam ia dalam kesenangan

Lupakan semua ketentuan

Tangis Sahabat

Dialah sahabatku

Termenung didalam lamunan

Menjalani hari

Didalam kehampaan

Malang benar sahabatku sayang

Merenungi takdir kehidupan

Sesalkan yang hilang

Segenggaman mutiara ditangan